Ustadz Ismail Saleh Daulay Sampaikan Ceramah Agama, Inilah Penjelasan Lengkapnya
Ustadz Ismail Saleh Daulay Lc. M.A saat menyampaikan ceramah agama usai sholat subuh, Ahad (21/12/2025)
PEKANBARU--(KIBLATRIAU.COM)-- Pengurus Masjid Nurul Muhsinin yang berada di Jalan Ikan Mas, Kelurahan Tangkerang Barat, Kecamatan Marpoyan Damai komitmen melaksanakan kajian rutin setiap usai sholat subuh berjamaah. Adapun ustadz yang menyampaikan ceramah yakni ustadz Ismail Saleh Daulay Lc MA, Ahad (21/12/2025). Sebelum menyampaikan ceramah agama, ustadz Ismail Saleh Daulay Lc. M.A pertama-tama mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kesempatan serta keberkahan, sehingga bersama-sama bisa datang ke masjid untuk menghadiri kajian majelis ilmu.Selain itu, tak lupa pula, ustadz Ismail Saleh Daulay Lc. M.A juga berkirim salawat kepada Nabi Muhammad SAW, karena dengan banyak bersalawat nantinya akan diberikan safaat dan diakui sebagai umatnya di yaumil akhir kelak. Amin ya rabbal alamin.
Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Ismail Saleh Daulay Lc MA membahas tentang menghindari perbuatan yang dipengaruhi oleh setan. Karena, setan merupakan musuh yang nyata dalam kehidupan.''Berbagai cara yang dilakukan oleh setan kepada manusia. Jika tidak mempan dengan keburukan yang lain, maka setan mencari cara lain untuk mengoda manusia, sehingga manusia menjadi lalai dan masuk perangkap setan dalam melakukan keburukan. Oleh sebab itu, kita sebagai manusia harus banyak berdoa dan meminta ampun kepada Allah SWT, sehingga kitaa bisa terhindar dari gangguan setan,'' jelas ustadz Ismail Saleh Daulay.
Dijelaskan ustadz Ismail Saleh Daulay di hadapan jamaah yang hadir, bahwa setan tidak berhenti selalu menganngu manusia dengan hal -hal yang buruk, sehingga tergelincir dan terjermus melakukan kemaksiatan yang dilarang oleh Allah SWT.''Kenapa kita perhatikan setan terus menganggu manusia. Sebab, setan sudah berjanji dan bersumpah kepada Allah SWT, bahwa ia akan sesatkan manusia. Gagal cara yang satu, maka setan ini akan mengunakan cara yang lain. Intinya, setan ini tidak akan berhenti untuk menganggu manusia, sehingga manusia terjerumus dalam melakukan keburukan. Oleh sebab itu, Nabi Muhammad SAW berpesan kepada Abu Bakar agar membaca doa ini pada waktu pagi, petang, dan ketika hendak tidur. Nasihat ini menekankan pentingnya senantiasa memohon perlindungan hanya kepada Allah SWT dari segala bentuk kejahatan, baik yang berasal dari dalam diri (nafsu) maupun dari luar (setan),'' terang ustadz Ismail Saleh Daulay Lc MA,
Pada kesempatan ini, ustadz Ismail Saleh Daulay Lc MA menjelaskan ada beberapa tingkatan nafsu dalam pandangan islam. Apa sebenarnya “Nafsu” itu? Nafsu merupakan suatu keinginan manusia kepada sesuatu. Pada dasarnya wajar setiap manusia memiliki keinginan akan sesuatu selama tidak bertentangan dengan perintah Allah SWT.'' Nafsu tak pernah berhenti bergerak bahkan pada saat manusia tertidur pulas. Setiap manusia mempunyai kandungan nafsu yang berbeda yang terjadi pada saat pembuahan benih laki-laki/mani di dalam media ovum wanita. Selain itu, nafsu cenderung selalu ingin bebas dari aturan. Dia adalah tuan bagi hasrat kita. Maka jadilah tuan yang baik dan bijak bagi nafsu kita,'' tutur ustadz Ismail Saleh Daulay.***
Berikut ini penjelasan tujuh tingkatan nafsu dalam pandangan Islam.
1.Nafsu Amarah
Nafsu Amarah adalah jenis nafsu yang tingkatannya paling rendah. Nafsu ini cenderung menjerumuskan Tuannya pada hal-hal yang negatif. Orang yang memiliki nafsu ini senang melakukan sesuatu yang membuatnya senang tanpa mempertimbangkan hukum dan dampaknya.
2.Nafsu Lawwamah
Tingakatan selanjutnya dari 7 tingkatan nafsu dalam pandangan Islam adalah Nafsu Lawwamah. Tingkatan nafsu ini lebih tinggi daripada nafsu amarah. Setelah melakukan kemaksiatan timbul rasa menyesal dalam hatinya. Terkadang ia berbuat kebaikan tapi ketika sedang lalai ia kembali berbuat kejahatan. Poin positifnya ia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
3.Nafsu Mulhamah
Orang yang berada pada tingkatan ini cenderung terasa berat dalam melakukan amal kebajikan. Bila ia berhadapan dengan maksiat hatinya masih rindu dengan maksiat. Namun ia masih bisa membayangkan nikmatnya Surga dan pedihnya api neraka. Dia sudah mengenal berbagai macam penyakit hati seperti iri, dengki, syirik, dll. Tapi dia masih belum bisa melawan hal itu. Dan ketika ia bisa menjaga hatinya dari perasaan yang tidak baik disaat itulah ia naik ke tingkat nafsu selanjutnya, yaitu nafsu Muthmainnah.
4.Nafsu Muthmainnah
Sebagaimana telah disebutkan dalam tingkatan sebelumnya, orang yang berada pada tingkat nafsu ini senantiasa Allah SWT jauhkan dari rasa cemas dan gelisah dalm menerima segala ketetapan dan keputusan yang sudah Allah tetapkan padanya. Jiwanya akan
selalu merasa tenteram dan sejuk bila melakukan amal kebaikan. Orang yang berada pada tingkatan ini dijamin akan masuk surga sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Fajr: 27-30
يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ
Artinya:
“ Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang redha dan diredhai, maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam Syurga-Ku”.
5.Nafsu Radliah
Sifat dari orang yang memiliki nafsu semacam ini adalah dia selalu menganggap yang makruh itu haram, menganggap yang sunat itu wajib. Jika tidak melakukan kesunahan ia merasa berdosa. Baginya takdir yang dan yang buruk sama saja. Dalam arti dia sudah menyerahkan hidupnya untuk beribadah kepada Allah.
6.Nafsu Mardliyyah
Tingkatan ini lebih tinggi daripada tingkatan sebelumnya, yaitu nafsu radliah. Yang paling istimewa pada tingkatan ini adalah bahwa ia sangat mencintai Allah dan Allah juga sangat mencintainya. Dia membuat Allah SWT mencintainya dengan cara ia mengerjakan ibadah sunah dan tidak melakukan dosa walaupun sekecil jarum di lautan.
7.Nafsu Kamilah
Tingkatan yang ke tujuh sekaligus tingkatan tang terakhir adalah tingkatannya para Nabi dan Rasul, manusia suci dan sempurna. Yang terpelihara dari perbuatan tercela dan Allah selalu mengawasi dan membimbingnya.

Tulis Komentar